BGTK NTB – Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Pelatihan Pembelajaran Mendalam (PM) Batch 1 Tahun 2025 secara serentak di lima kabupaten/kota, mulai 19 hingga 24 Agustus 2025. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam transformasi pendidikan NTB untuk melahirkan guru dan kepala sekolah yang mampu menghadirkan pembelajaran bermakna, kontekstual, dan berkesadaran.
Lebih dari 1.000 guru dan kepala sekolah mengikuti pelatihan ini dengan penuh antusias. Program menggunakan pola IN–ON–IN, menghadirkan fasilitator profesional, serta mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota dan Cabang Dinas Dikbud di setiap wilayah.
Pelatihan diselenggarakan di berbagai titik strategis dengan cakupan peserta yang luas:
• Lombok Barat: Berlangsung di SDN 1 Labuapi, SDN 1 Sandik, SMPN 1 Lingsar, dan SMPN 1 Gerung. Ratusan guru dan kepala sekolah hadir dengan pendampingan fasilitator. Pesan utama yang ditegaskan: kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator pengalaman belajar.
• Kota Mataram: Pelatihan dilaksanakan di SMPN 11, SMPN 21, dan SMPN 23 dengan jumlah 79 kepala sekolah dan puluhan guru. Kegiatan dirancang dengan metode diskusi interaktif, praktik langsung, serta pendalaman kepemimpinan sekolah.
• Lombok Utara: Digelar di SKB Lombok Utara dan SMAN 1 Gangga dengan total 158 peserta. Kadis Dikbudpora menekankan pentingnya menumbuhkan budaya belajar yang bermakna dan menggembirakan.
• Dompu: Tiga locus kegiatan, yakni SMPN 1 Dompu, SMPN 4 Manggalewa, dan SMKN 1 Woja, menampung 225 peserta dalam 10 kelas. Kadis Dikpora Dompu menegaskan bahwa PM adalah strategi percepatan peningkatan mutu pendidikan untuk semua.
• Kota Bima: Berlangsung di SMAN 3 dan SDN 24 Rabangodu Utara, diikuti 88 peserta. Fokus pelatihan adalah penerapan konsep Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan (BBM) dalam pembelajaran.
Dalam sambutannya di berbagai lokasi, perwakilan BGTK NTB bersama pejabat daerah menegaskan bahwa pembelajaran mendalam bukan sekadar penyampaian materi, melainkan usaha menghadirkan pengalaman belajar aktif yang menumbuhkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, serta karakter peserta didik.
Kepala sekolah didorong untuk tampil sebagai pemimpin pembelajaran yang menciptakan iklim kondusif di sekolah, sementara guru dituntut menjadi fasilitator yang menghubungkan pengetahuan dengan realitas kehidupan. Pesan inspiratif juga datang dari Kepala Dinas Pendidikan Lombok Barat yang menyatakan bahwa “Guru hebat bukan hanya yang mengajar dengan baik, tetapi juga yang mampu menginspirasi murid dan sejawatnya.”
BGTK NTB menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan tonggak penting dalam membangun ekosistem pendidikan yang berorientasi pada pengimbasan praktik baik. Melalui semangat kolaborasi, guru dan kepala sekolah NTB diharapkan mampu menularkan pengalaman ini ke sekolah masing-masing, sehingga tercipta generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter, adaptif, dan siap menghadapi tantangan global.
Transformasi pendidikan NTB dimulai dari kelas, dan langkah kecil yang ditempuh hari ini diyakini akan menjadi fondasi besar bagi masa depan pendidikan Indonesia.
